Beranda Aceh – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa sebagian wilayah Provinsi Aceh telah memasuki musim kemarau. Oleh karena itu, warga di wilayah Tanah Rencong diingatkan untuk selalu waspada terhadap potensi kebakaran, baik di pemukiman maupun hutan dan lahan (karhutla).
“Momen ini merupakan saat dimana sebagian besar wilayah Aceh sudah memasuki musim kemarau,” ungkap Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar, Miftahul Jannah, di Banda Aceh pada Kamis (14/3/2024).
Miftahul menjelaskan bahwa prakiraan cuaca untuk Aceh dalam tiga hari ke depan diperkirakan akan cerah berawan di hampir seluruh wilayah provinsi tersebut, yang merupakan bagian paling barat dari Indonesia.
Sementara itu, suhu udara di Aceh varian, dimana wilayah dataran rendah mencapai 23-34 derajat Celsius, sedangkan di wilayah tengah Aceh yang lebih tinggi suhunya berkisar antara 18-26 derajat Celsius.
Meskipun sudah masuk musim kemarau, dia menekankan bahwa beberapa daerah masih memiliki potensi hujan intensitas ringan hingga lebat, terutama di wilayah barat Aceh seperti Kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya, dan sekitarnya, terutama pada sore hari.
“Pada bulan April, masih ada beberapa wilayah yang memiliki potensi hujan, terutama di bagian barat hingga selatan Aceh, dan puncak musim kemarau diperkirakan pada bulan Juni hingga Agustus,” tambahnya.
Karena itu, BMKG mengingatkan agar masyarakat tidak main slot online dan membakar sampah sembarangan atau membuka lahan dengan cara membakar karena hal tersebut dapat memicu kebakaran.
Khususnya untuk daerah-daerah yang pada Rabu (13/3) kemarin terpantau titik panas seperti Kabupaten Aceh Besar, Aceh Tengah, Aceh Timur, dan Bener Meriah.
“Kami mengimbau agar masyarakat di wilayah tersebut tidak membakar sampah sembarangan atau membuka lahan dengan cara membakar karena sudah terpantau 12 titik panas dengan kategori sedang,” tegasnya.
BMKG juga memberikan informasi terkait kecepatan angin di Aceh yang umumnya bertiup dari timur laut hingga selatan dengan kecepatan berkisar antara 5-20 kilometer per jam. Sementara tinggi gelombang laut masih dalam kategori rendah hingga sedang, sekitar 0,1-2,5 meter.
“Ini masih dianggap aman untuk aktivitas perairan, termasuk lintas penyeberangan seperti Banda Aceh-Sabang dan Meulaboh-Sinabang yang berada dalam kategori tenang hingga rendah,” tambahnya.